Ditinju Rindu

Malam ini akan kukirim seekor burung merpati ke rumahmu agar kau mengerti bahwa diriku sedang merindukan tawamu, senyummu, bahkan jantungmu. Telah kuikat pesanku di kaki merpati itu, dan juga telah kubisikan pada merpati itu supaya hati-hati dalam perjalanan, agar surat yang telah ku tulis sampai tepat depan kamarmu dan kau melihatnya dengan muka bantalmu itu. telah kuselipkan sepucuk surat, sebuah teh celup Lipton dan berjuta-juta rindu yang telah ku tabung selama 3 bulan ini tanpa kukorek-korek, ah, memang diriku saja yang lemah tidak bisa menahan rindu ini sebentar lagi. Padahal libur semester sebentar lagi.

diriku berharap saat kau buka suratku nanti, kau dalam keadaan sadar dan tidak mabuk, agar kau bisa menangkap rindu yang telah kukirim dengan susah payah. Tentu, tidak lupa juga kau seduh teh celup Lipton dengan air hangat, maaf diriku tidak memberi gula pada amplop tersebut, karena teh tawar hangat sudah cukup untuk membaca suratku. maaf juga diriku hanya bisa memberi itu, karena di indekos aku hanya ada itu.

dan telah juga kubisikan kata “Selamat rehat” pada merpati itu, semoga merpati itu dapat membisikannya lagi padamu.

Related posts:

There is no question about the benefits of working remote. It’s been over two years since we ditched the office, and officially took our company remote, and that’s one decision I wouldn’t trade for…

Over the years I have watched many come and go. Rise and fall. Here’s a few things I learned from staying the course.